Buat Kamu
--> “Fi, gimana, Fi?” “Gimana apanya?” “Itu yang kemarin gue cerita sama lo.” “Oh, yaudah gampang, nanti istirahat gue kenalin.” “Demi apa?” “Iya, beneran. Mau ga dikenalin?” “Iya iya iya…” “Yaudah.” “Parah, lo emang sahabat gue paling oke sedunia!” Dika pergi meninggalkanku sambil senyum-senyum sendiri. Dika selalu begitu. Dia selalu gampang tertarik dengan seorang perempuan. Yang kali ini, dia bertemu di angkot saat dia pulang kemarin. Tak disangka tak dinyana ternyata yang dia lihat itu temanku, Intan. Aneh, padahal Intan juga satu sekolah denganku dan Dika, tapi mengapa Dika baru lihat si Intan kemarin. Ckckck. *** Pagi ini berlalu seperti biasa, tapi tidak biasa dalam tiga bulan terakhir ini. Biasanya tiap pagi begitu sampai sekolah aku sudah disambut hangat oleh Dika, biasanya dia meminjam PRku dan menyonteknya atau bahkan hanya mengobrol biasa, tapi tidak untuk tiga bulan terakhir ini. Semenjak Dika berkenalan dengan Intan, Dika mulai dekat...